Powered by Blogger.
RSS

Kisah Puteri Naga (1)

Ini cerita yang udah lamaaaa banget ditulis. Mumpung lagi nganggur sekalian aja ngepost ini ahaha.. Please enjoy this story..



Pada zaman dahulu kala, di sebuah kerajaan hiduplah seorang raja yang bijaksana. Sang raja ditemani seorang ratu yang cantik jelita dan lemah lembut. Mereka berdua memerintah kerajaan dengan adil, dan rakyat pun sejahtera.
Walaupun hidup tentram dan dicintai oleh rakyat, tapi kebahagiaan keduanya terasa belum lengkap karena mereka belum dikaruniai seorang anak pun. Pada suatu hari, datanglah seorang petani menghadap raja.
“Wahai petani ada apa gerangan engkau datang kemari?” tanya sang raja.
“Hamba membawa berita gembira untuk Anda yang mulia raja. Hamba mengetahui seorang petapa yang dapat membantu paduka mendapatkan keturunan”
“Benarkah?” tanya sang raja terkejut.
“Benar yang mulia. Petapa ini sudah sangat renta tapi beliau terkenal dengan kebijaksanaan dan pengetahuannya yang luas.”
“Bawalah aku pada petapa itu.”
“Baik yang mulia.”
Keesokan harinya mereka pun berangkat. Setelah satu minggu perjalanan sampailah mereka di suatu desa yang terpencil.
“Dimanakah petapa yang bijaksana itu tinggal?” tanya sang raja
“Paduka, harap Anda beristirahat terlebih dahulu. Besok saya akan mengantar Anda kepada sang petapa,” kata kepala desa.
Sang raja pun menuruti nasihat kepala desa. Dan keesokan harinya ia diantar ke sebuah gua.
“Disinilah sang petapa tinggal, paduka.”
Sang raja pun masuk ke dalam gua. Alangkah terkejutnya ia karena yang dia lihat adalah seorang kakek dengan rambut dan janggut yang seputih salju. Janggutnya luar biasa panjang hingga dapat menyentuh lantai. Tidak hanyaitu sang raja pun terkesiap ketika sang petapa membuka matanya, mata sang petapa telah memutih yang menunjukkan bahwa ia buta.
“Wahai raja yang bijaksana, hal apa yang membawa Anda kemari, jauh dari istana Anda yang megah?”
“Kenapa Anda bisa tahu bahwa aku adalah seorang raja?” tanya sang raja terkejut.
“Itu adalah hal yang mudah wahai raja… tidak ada seorang pun di desa ini yang datang ketempatku dengan banyak pengiring hingga suaranya bahkan terdengar dari kejauhan. Dan tidak ada seorang pun di desa ini yang menggunakan wewangian seperti Anda wahai raja yang baik,” jelas sang petapa.
Mendengar penjelasan tersebut, sang Raja pun terpesona oleh kebijaksanaan sang petapa. “perkataan Anda sangat tepat… bahkan mungkin Anda sudah mengetahui pertanyaan yang akan kuajukan?”
“Mohon yang mulia jangan terlalu memuji, karena selama hidup saya yang panjang, saya telah melihat banyak hal. Jadi, mengetahui hal seperti itu adalah hal yang wajar. Dan dengan segala kerendahan hati, saya memang memiliki beberapa perkiraan tentang apa yang akan Anda tanyakan.”
“Apakah perkiraan Anda itu hai petapa yang bijaksana?” sang raja bertanya, dia ingin mengetahui apakah sang petapa bias menebak keinginannya.
“Anda, yang mulia, adalah raja besar, mempunyai nama harum bahkan di kalangan rakyat jelata. Nama anda dinyanyikan di setiap lagu kepahlawanan negeri ini. Anda yang memiliki kebesaran dan kekayaan, apa yang akan Anda minta? Jawabannya hanya ada satu yaitu Anda ingin memiliki keturunan untuk mewarisi kerajaan Anda. Apakah tebakan saya salah?”
Sang raja terdiam sesaat, kaget karena ternyata sang petapa dapat menebak keinginannya dengan sangat tepat.
“Ah.. ya ya Anda benar. Benar sekali wahai petapa yang bijaksana. Jadi apa yang harus kulakukan agar dapat memiliki keturunan?”
“Ada satu cara tapi bayarannya tidak sedikit”
“Akan kuberikan apa pun yang kau inginkan kalau itu bias mengabulkan keinginanku”
“yang mulia, Anda tidak perlu membayar atau memberi sesuatu apa pun pada saya, karena bukan saya yang akan mengabulkan permintaan Anda”
“Kalau begitu siapa yang sanggup mengabulkan keinginanku?”
“Pergilah ke Sungai Besar dan temui penjaga disana. Dia tahu apa yang harus dilakukan”


-tsuzuku-to be continued-bersambung-


comment is welcomed :D

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment